Wednesday, September 7, 2011

Penerapan Mencuci Mukena

Penerapan Mencuci Mukena
Sebelumnya mohon baca Dicari, Relawan Pencuci Mukena
Tulisan di atas adalah ajakan untuk mencuci mukenai, untuk penerapannya bisa dilakukan di masjid/mushola terdekat atau yang paling memungkinkan dan mudah dilakukan.
Yang pernah saya lakukan dulu adalah:
1. Meminta ijin pada penggurus mushola, apa memungkinkan saya membantu mencuci mukena milik mushola,
2. Jika memungkinkan maka cari waktu saat mukena jarang digunakan, dulu yang saya terapkan di mushola kantor adalah membawanya saat hari jum'at lalu mengembalikannya pada hari senin
3. Atau bisa juga dengan sistem tukar, jadi sumbangkan terlebih dahulu satu mukena bersih, lalu ambil satu mukena kotor, jadi mukena yang ada di dalam mushola tidak ada yang berkurang
4. Jika merasa tidak mempunyai cukup waktu untuk mencuci mukena, maka serahkan saja ke jasa laundry yang bisa antar jemput ke mushola, pengambilan mukena oleh anda sendiri dengan seijin penggurus mushola
5. Atau bisa juga menyerahkan uang ke pengurus mushola dan menyampaikan bahwa uang tersebut untuk pencucian mukena,
Anda bisa menerapkannya untuk diri sendiri terlebih dahulu, setelah berhasil bisa mengajak teman-teman, barakallah
Sedikit tips mencuci mukena yang super kotor:
1. Merendam mukena kotor tersebut selama 1 hari (memasukkan mukena ke dalam bak besar, memasukkan air, memasukkan detergen anti noda, menekan-nekannya agar tercampur dan menghasilkan busa), kenapa 1 hari, karena mukenanya sangat kotor.
2. 1 hari kemudian, tekan-tekan, kucek-kucek, buang air rendaman
3. Kembali masukkan air ke dalam bak yang berisi mukena, kucek bagian kotor pada mukena (pada mukena atas bagian kotor adalah bagian dagu dan dahi, pada mukena bawahan bagian kotor adalah bagian pinggang) pengucekan bisa menggunakan tangan ataupun sikat cuci baju, bubuhkan detergen agar lebih bersih, setelahnya cek bagian lain yang kotor, cuci bagian yang lainnya hingga bersih
4. Masukkan ke dalam mesin cuci, bubuhkan detergen dan pewangi
5. Lakukan proses ke dalam mesin cuci soak, wash, rinse, spin (rendam, cuci, bilas, pengeringan)
6. Setelah proses pengeringan selesai, keringkan di bawah terik sinar matahari
7. setrika
8. hmmm.. harum, bersih
Silahkan ditambhkan jika mempunyai tips lain :)



Dicari, Relawan Pencuci Mukena

Dicari, Relawan Pencuci Mukena

Oleh Winarti*

"Bau, kotor. Ini juga kotor.” Seorang muslimah sedang membolak-balik sehelai mukena putih di sebuah mushala. Tangannya mengaduk-aduk keranjang, di dalamnya terdapat beberapa mukena yang dilipat sembarangan, bahkan ada yang tidak terlipat. Mukena-mukena menghamburkan bau tidak sedap. Tidak ada satu pun mukena yang bersih.

Beberapa menit kemudian, muslimah tersebut larut dalam salat zuhur setelah memilih salah satu mukena yang tersedia di musala. Usai salam dan berdoa, mukena diletakan tanpa dilipat di atas sajadah yang terbentang. Lalu, ia menghadapkan wajahnya pada cermin di dinding musala, menghias wajah dengan bedak dan lipstik, lalu merapikan jilbabnya. Lalu, dia melangkahkan kaki menuruni tangga musala, membiarkan mukena tergeletak.

Pada umumnya, masjid/mushala telah dilengkapi dengan mukena. Sayangnya, sering dijumpai mukena kotor, kusut, terdapat bintik-bintik hitam, kuning dan merah-merah lipstik, serta tergeletak di pojokan bersama beberapa helai rambut. Tentu saja, kondisi ini tidak terjadi pada semua masjid.

Satu Orang=Satu Mukena

Melihat mukena kotor, sebagai muslimah seharusnya kita merasa malu. Malu melihat mukena yang akan digunakan untuk beribadah dalam keadaan kotor. Sebenarnya tidak perlu baru, yang penting bersih dan layak pakai. Selalu membawa mukena pribadi kemanapun adalah upaya agar tidak menggunakan mukena kotor di masjid/mushala.

Jika di dalam masjid terdapat sepuluh mukena, dalam satu hari mukena tersebut misalnya digunakan oleh 200 orang, maka sepatutnya pencucian mukena dilakukan dalam jangka waktu dua hari sekali. Jika pencucian mukena dilakukan sebulan sekali, wajar saja mukena dalam kondisi sangat kotor. Sehingga, pembelian mukena baru bisa dilakukan setahun sekali. Jadi, jangan heran jika baru membeli mukena, lalu digunakan selama dua hari sudah kotor, hal tersebut terjadi karena perawatannya yang kurang dan pengguna satu mukena dalam satu hari bisa mencapai 20 orang.

Dalam pemikiran saya, dana yang terkumpul di masjid bisa disisihkan sebagian untuk biaya perawatan mukena. Namun, bagaimana jika tidak alokasi dana untuk itu? Tidak perlu berpikir bahwa yang bertanggung jawab terhadap kebersihan mukena hanyalah pengurus masjid ataupun unit kerohanian Islam. Namun, sumbangsih apa yang bisa kita diberikan terhadap kebersihan mukena? Mukena kotor di sekolah bisa dicuci oleh guru, karyawan dan murid secara bergantian. Mukena di masjid kampung bisa dicuci oleh tetangga secara bergiliran, begitu pun untuk mukena di masjid/mushala kawasan lain bisa memberdayakan muslimah yang berlokasi di sekitar masjid.

“Jangankan mencuci mukena, mencuci baju sendiri tidak sempat.” Mungkin itulah yang ada dalam pemikiran beberapa orang. Maka, cukup satu orang satu mukena. Jika terdapat 10 mukena di masjid/mushala, maka hanya dibutuhkan 10 orang relawan pencuci mukena yang dilakukan secara bergantian oleh pengurus masjid, jamaah, guru, murid di sekolah, tetangga di kampung, atau pun karyawati di area perkantoran. Jangka waktu pencucian dilakukan dengan melihat kondisi kekotoran mukena dan kuantitas pengguna mukena. Beberapa waktu lalu saya pernah menggalakkannya di perguruan tinggi swasta tempat saya bekerja. Alhamdulillah, ada 5-10 mahasiswi yang akhirnya bersedia jadi relawan.

Ciri Muslimah Sejati

Setelah menggunakan mukena, kembali rapikan. Sedikit waktu yang diluangkan untuk menggantung atau melipat mukena seusai salat, dan merapikannya kembali di tempat semula, akan sangat bermanfaat. Tidak lebih dari lima menit waktu yang dibutuhkan untuk merapikan kembali mukena. Dari sinilah muslimah bisa belajar tentang kebersihan, kerapian, rasa tanggung jawab, dan kedisiplinan diri.

Mencuci mukena bisa dijadikan tambahan ladang amal. Bukankah kebersihan adalah sebagian dari iman? Cukup satu muslimah satu mukena. Jika setiap muslimah bersedia ikhlas mencuci dan merapikan mukena, maka mukena di sekolah, di kampung, serta di kawasan lain Insya Allah semua bersih dan rapi. Dalam mengerjakan segala hal pun Insya Allah akan terbawa menjadi lebih bersih dan disiplin. Insya Allah lahir batin lebih bersih, bertanggung jawab dan disiplin. Bukankah dari sinilah pribadi muslimah sejati terbentuk?{}

*Ibu rumah tangga tinggal di Surabaya

dimuat dalam: Majalah Donatur Al Falah YDSF, Surabaya. Edisi Juli 2011

Untuk Penerapannya bisa dibaca lebih lanjut di: Penerapan Mencuci Mukena

Sumber: YDSF Online

Resep Ayam Bumbu Bali

Resep Ayam Bumbu Bali
kreasi Keluarga Syamsudin


Bahan:
1/2 ekor ayam, potong-potong
1/4 kg kentang, kupas, lalu potong-potong
2 sdm kecap manis
300 ml air
1/2 sdt jahe bubuk atau 2 ruas jari jahe digeprek
Gula
Garam
Minyak goreng untuk menumis


Bumbu:
4 siung bawang putih, kupas potong jadi 2
8 butir bawang merah, kupas, potong jadi 2
3 butir kemiri, potong jadi 2
8 buah cabe merah besar, buang tangkai, potong jadi 3
2 buah cabe kecil, buang tangkai, tusuk tengahnya



Cara membuat:
1. Goreng ayam, setelah 1/2 matang sisihkan
2. Goreng kentang, setelah 1/2 matang sisihkan
3. Tumis bumbu sebelum dihaluskan
4. Haluskan bumbu
5. Tumis bumbu yang sudah dihaluskan
6. Masukkan 1/3 porsi air kedalamnya hingga mendidih
7. Masukkan ayam
8. Masukkan 2/3 air, tunggu hingga agak matang
8. Masukkan kentang
9. Bubuhi Gula, Garam, Jahe bubuk, kecap manis
10. Masak hingga air menyusut 1/2-nya



Catatan:
1. Setiap kali membuat masakan saya selalu menumis bumbu sebelum dihaluskan, untuk menghindarkan aroma bawang yang terlalu kuat
2. Setiap kali memasak, perbandingan yang saya gunakan untuk bumbu adalah 1 : 2, 1 bawang putih : 2 bawang merah. Jadi jika bawang putih 4, bawang merah 8.
3. Beberapa orang membuat Resep bumbu bali menggunakan tomat, air asam, gula merah. Saya tidak menggunakannya alasannya adalah ingin mendapatkan rasa pedas dari cabe merah, tidak suka terlalu asam dan tidak suka manis.
4. Yang bisa diolah menjadi Resep Bumbu Bali adalah: Ayam, Kentang, Tempe, Tahu, Daging Sapi, dan Bandeng
5. Untuk menumis cabe kecil, tusuk tengahnya agar tidak meletus, untuk cabe besar bisa dipotong jadi 2 atau tiga.
6. Untuk menumis bawang merah, putih, kemiri dipotong jadi 2 agar matang merata, tapi kalau terlalu kecil tidak perlu dipotong karena bawang merah/putih/kemiri tidak akan meletus jika ditumis