Saturday, February 10, 2018

Perlukah Balita Calistung

Mundur lagi ya

Tahun 2014
Di tahun ini adalah tahun saya mencari sekolah playgroup untuk anak pertama saya.  Saya selalui kebinggungan dengan pertanyaan:

  • Perlukah balita belajar calistung
  • Perlukah anak usia dini belajar membaca
  • Perlukah anak-anak menulis
  • Perlukah balita belajar berhitung
Beberapa menganggap sangat perlu untuk persiapan mereka SD.   Namun, tidak sedikit pula yang menganggap tidak perlu karena usia balita adalah masanya bermain.  Ya, inilah pemikiran saya.  Balita tidak perlu calistung.


Langsung maju ke tahun...

Tahun 2017
Anak saya masuk SD.  Lho katanya cerita tentang balita dan calistung kok cerita anak saya masuk SD.  Sebentar, ini ada kaitannya lho.  Sabar ya.

Lanjut yang tadi, anak saya masuk SD.  Dan, buku SD itu bedaaaaaaa jauh dengan buku TK.  Di sini tulisannya sudah banyak, bukan seperti buku SD saya yang satu halaman hanya bertuliskan "ini budi".  Jika ingin melihat seperti apa buku SD sekarang, bisa download di Kemdikbud 

Nah, sudah terjawab kan pertanyaan perlukah balita belajar calistung.  Jawabnya perlu.  Tapi, menurut saya walaupun perlu balita ataupun pendidikan usia dini tidak perlu dibebankan dengan sistem pembelajaran yang membosankan, karena dunia mereka adalah dunia bermain.  

Ajari anak-anak mengenal angka, mengenal huruf, berhitung, menulis dengan cara bermain, dengan cara yang menyenangkan.  Sehingga, mereka merasa nyaman saat berkenalan dengan dunia belajar.  Jangan sampai mereka ketakutan untuk belajar.

Belajar membaca diawali dengan mengenal huruf dan angka, mengajarkan mereka dengan benda yang berawalan dengan huruf A dan seterusnya.  Cari benda yang sering mereka temui.  Misal:

  • A: apel, awan, ayam, anggur
  • B: bola, buku, bebek, bintang
  • C: cicak, coklat


Belajar menulis diawali dengan memperkuat jari-jari dan tangan terlebih dahulu dan tidak memaksa anak memegang pensil, namun membiarkan anak merasa nyaman memegang pensil.  Memperkuat jari dan tangan, misalnya:

  • Membuat bola-bola kertas (kertas A4 digenggam kuat hingga membembentuk bola)
  • Memindahkan air dengan busa cuci piring dari satu wadah ke wadah lainnya
  • Memindahkan jepit jemuran 
  • Memindahkan kerikil dengan pinset 

Belajar berhitung diawali dengan menghitung benda yang ada di sekitar, misal:


  • Menghitung boneka
  • Menghitung mobil-mobilan

Bukankah bermain dan belajar itu menyenangkan.



Mencari TK di Surabaya

Mencari TK di Surabaya atau lebih tepatnya mencari playgroup di Surabaya.  


Mundur dulu ya

Tahun 2013
Saya mencari sekolah kelompok bermain buat anak pertama saya.  Awalnya saya hanya ingin sekolah non formal atau sekolah seni.  Sekolah musik atau menggambar saja.  Namun, sekolah yang saya cari tidak saya temukan.  Kebanyakan sekolah menawarkan sekolah formal, jenjangnya playgroup atau TK.  Hingga saya pun memutuskan untuk menyekolahkan anak saya tahun 2014 saja.  Saya masukkan playgroup di usia 4th.

Tahun 2014
Ada beberapa sekolah playgroup yang saya incar:

  1. Sekolah Alam (SAIM) Surabaya
  2. Sekolah Islam Al Falah
  3. Sekolah Islam At Taqwa
  4. Sekolah Muhammadiyah
  5. 3 sekolah di dekat rumah


Dari 7 sekolah yang saya sebutkan di atas, pilihan saya pun kembali saya kerucutkan berdasarkan:

1. Transportasi, kedekatan sekolah dengan rumah
2. Sistem Pendidikan:
  • BCCT atau klasikal
  • Bagaimana cara pengajaran sekolah terhadap Calistung, dengan cara bermain ataukah murni belajar
  • Ada PR ataukah tidak
3. Biaya Sekolah, cukup nggak sebulan buat bayar SPP, bisa bayar uang gedung (infaq jariyahnya nggak)

Saya mengajak anak pertama saya berkunjung ke 4 playgroup yang kami incar.  Yaitu, Playgroup Islam Terpadu At Taqwa dan 3 sekolah di dekat rumah.  Pilihan anak saya jatuh pada At Taqwa, mungkin karena keramahan staf sekolah dan alat permainan yang banyak.  

Tidak langsung menjatuhkan pilihan, saya dan suami masih bimbang.  Akhirnya setelah mengetahui bahwa Playgroup At Taqwa menerapkan sistem Sentra dalam pengajaran, dan bukan klasikal, saya pun memutuskan untuk menyekolahkan anak saya pertama di At Taqwa.

BCCT adalah Beyond Center and Circle Time yaitu pembelajaran yang berfokus pada anak, proses pembelajarannya dengan pendekatan sentra main dalam lingkaran.

Tahun 2017
Anak saya lulus TK.  Playgroup 1 tahun, TK 2 tahun.  Yeeeee..... Saatnya masuk SD.

Thursday, February 1, 2018

Buku Mengenal Huruf bagi Anak

Buku "Mengenal Huruf melalui Makanan A-Z" belajar mengenal huruf sekaligus mengenal makanan seluruh Indonesia. 


Simak tulisan pada cover belakang 


Buku belajar mengenal huruf diperuntukkan bagi anak-anak PAUD, Playgroup, TK atau untuk usia 3 hingga 6 tahun. Mengenal huruf A hingga Z dirancang menyenangkan dengan tema buah-buahan, sayur-sayuran, makanan dan minuman. Makanan terdiri dari makanan khas beberapa kota di Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Papua. Juga terdapat makanan dari luar Indonesia. 


Harga: Rp.48.000,-
Telah tersedia di toko Buku Gramedia atau bisa memesan online Gramedia






Buku Mengenal Angka bagi Anak

Buku "Mengenal Angka melalui Alat Transportasi" selain mengajarkan angka, alat transportasi sekaligus juga mengenalkan lingkungan hidup yang sehat. Tentu saja disajikan dengan bahasa yang ringan dan sesuai untuk anak. Serta ilustrasi yang sangat menarik. 


Simak tulisan di cover belakang. 


Buku belajar mengenal angka diperuntukkan bagi anak-anak PAUD, Playgroup, TK atau untuk usia 3 hingga 6 tahun. Mengenal angka 1 hingga 20 dengan cara menyenangkan dengan tema alat transportasi dan konstruksi. Buku ini bukan sekadar mengenalkan anak-anak dengan alat transportasi dan konstruksi, tetapi juga mengenalkan lingkungan hidup yang sehat dan tidak sehat, termasuk mengenal polusi (darat, air, udara, suara) serta danpak terhadap lingkungan dan mengenal bencana alam yang diakibatkan oleh cuaca, banjir dan kebakaran. 



Harga: Rp. 48.000,-

Telah tersedia di toko buku Gramedia atau pesan online Gramedia












Catatan tentang Buku "I Love My Job"


Buku "I Love My Job - 25 Kisah Islami Mencintai Pekerjaan" terbit tahun 2016. 


Namun, saya menulis "I Love My Job" mulai tahun 2008 hingga 2015, saya menulis, revisi, kirim.



Saya mulai mengirim ke penerbit A ditolak, lalu saya revisi


Saya pun kembali mengirim ke penerbit B ditolak, lalu saya revisi


Saya pun kembali mengirim ke penerbit C ditolak, lalu saya revisi


Saya tidak menyerah, saya terus mengirim ke penerbit D, masih ditolak, saya kembali revisi. 


Saya berusaha tidak menyerah.  Dan, Alhamdulillah diterima oleh penerbit Quanta (Elex Media Komputindo). 


Tentu saja naskah tahun 2008 jauuuuuh berbeda dengan naskah tahun 2015. Saya sadar, kenapa naskah saya ditolak oleh penerbit A, B, C, dan D, karena naskah tersebut belum berbentuk seperti saat menjadi buku "I Love My Job"  



Saya membayangkan, jika naskah saya ditolak 1 penerbit dan saya putus asa lalu membuang naskah.  Tentu saja buku "I Love My Job" tidak akan pernah ada. 


Jadi, jangan menyerah, terus berkarya.
Pesan online buku "I Love My Job" melalui Gramedia